Tren “fibermaxxing” sedang populer, tetapi apakah Anda yakin ini adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan serat harian Anda? Mari kita selami lebih dalam tentang manfaat dan risiko di balik tren ini agar Anda bisa mengambil keputusan yang bijak.
Manfaat Serat dalam Pola Makan Seimbang
Serat adalah komponen penting dalam pola makan seimbang yang menyehatkan. Selain melancarkan sistem pencernaan, serat juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, menurunkan kolesterol jahat, serta membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Sayangnya, banyak orang mulai mengadopsi cara ekstrem untuk meningkatkan asupan serat mereka, dipicu oleh tren wellness yang bertebaran di media sosial.
Salah satu tren yang sedang naik daun, yaitu “fibermaxxing”, mendorong orang untuk memaksimalkan konsumsi serat sebanyak mungkin. Namun, tujuan baik ini tidak sejalan dengan angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditetapkan. AKG serat harian untuk laki-laki usia 16-19 tahun adalah 37 gram, sedangkan untuk perempuan pada usia yang sama adalah 29 gram. Oleh karena itu, banyak orang masih kesulitan mencapai target ideal ini.
Pergeseran pola makan modern menjadi salah satu penyebab utamanya. Kita semakin didominasi oleh makanan ultra-proses (UPF) yang biasanya rendah serat, tetapi kaya akan gula, garam, dan lemak jenuh. Akibatnya, makanan alami kaya serat seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan kacang-kacangan semakin terpinggirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumsi UPF, semakin rendah pula asupan serat harian dan nutrisi mikro lainnya yang penting bagi kesehatan. Untuk itu, penting bagi kita untuk lebih memperhatikan sumber makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Alih-alih memilih roti putih, pilihlah roti gandum utuh. Sebagai alternatif camilan, Anda bisa mengonsumsi buah-buahan dengan kulitnya atau kacang-kacangan.
Dengan demikian, Anda bisa memenuhi kebutuhan serat harian tanpa mengikuti tren fibermaxxing yang berlebihan.
Risiko dari Tren Fibermaxxing
Masalahnya, tren fibermaxxing dapat berisiko bagi kesehatan. Tren ini mendorong orang untuk mengganti kelompok makanan penting lainnya, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, dengan makanan tinggi serat, suplemen, atau bubuk serat instan. Bahkan, beberapa penggiat tren ini menyarankan konsumsi serat hingga 50–100 gram per hari. Padahal, belum ada studi kuat yang membuktikan dampak jangka panjang dari konsumsi serat di atas 40 gram per hari.
Konsumsi serat yang berlebihan tanpa asupan cairan yang cukup dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, kram perut, atau sembelit. Gas yang berlebihan juga bisa membuat Anda tidak nyaman, terutama saat harus berpergian menggunakan transportasi umum atau menghadapi presentasi penting.
Selain itu, lonjakan asupan serat dapat mengganggu penyerapan zat besi dan mikronutrien penting lainnya. Hal ini juga mengganggu penyerapan makronutrien yang dibutuhkan tubuh untuk energi dan pemulihan.
Meskipun begitu, serat tetap memiliki manfaat besar bagi kesehatan. Pasalnya, serat membantu menjaga kelancaran pencernaan, mengurangi risiko penyakit radang usus, mengontrol gula darah, menurunkan kolesterol jahat, serta membuat Anda merasa kenyang lebih lama, yang mendukung pengaturan berat badan secara alami.
Pentingnya Keseimbangan dalam Konsumsi Serat
Pola makan tinggi serat telah dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker usus besar. Namun, kuncinya adalah meningkatkan asupan serat secara bertahap hingga mencapai angka ideal. Pilihlah sumber alami seperti gandum utuh, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian, dan jangan terlalu mengandalkan bubuk atau suplemen serat.
Pada akhirnya, sesuatu yang berlebihan tidak selalu baik. Konsumsilah makanan alami agar kebutuhan serat harian Anda terpenuhi secara optimal, dan Anda pun dapat menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Bagaimana pendapat Anda tentang tren fibermaxxing? Apakah Anda pernah mencoba mengonsumsi serat dalam jumlah besar?